Pada jaman dahulu, hiduplah seorang raja yang sangat dicintai rakyatnya. Beliau memerintah dengan adil dan bijaksana. Daerah kekuasaannya semakin hari semakin meluas, karena daerah-2 lain yang mengetahui kepemimpinannya yang bijaksana, dengan sukarela mengabungkan diri ke dalam kerajaan tersebut.
Namun rupanya ada raja-2 di daerah lain yang iri dengan raja tersebut. Mereka merasa semakin hari semakin terdesak dengan kepemimpinan raja yang adil tersebut. Akhirnya, suatu hari, mereka berhasil merebut sebuah pulau kecil milik sang raja bijaksana, yang memang terletak di ujung dan tidak begitu dijaga dengan kuat. Sang raja bijaksana lalu memerintahkan bala pasukannya untuk merebut kembali pulau
tersebut. Pasukan pertama yang dikirim gagal. Demikian pula pasukan kedua, ketiga, dan keempat.
Sang saja menjadi gelisah, mengapa untuk merebut sebuah pulau kecil saja selalu gagal. Padahal jumlah prajurit yang dikirimnya kurang lebih sama dengan jumlah musuh yang berada di pulau tersebut. Akhirnya, pasukan kelima pun dikirim, kali ini dengan sang raja sendiri yang menjadi komandannya.
Jumlah pasukan yang dibawa pun tetap sama dengan pasukan-2 sebelumnya, yaitu tujuh kapal perang lengkap dengan segala peralatan dan pasukannya. Segera setelah mendekati pulau tersebut, mereka mendarat di bagian barat yang merupakan daerah terjal, yang tidak terjaga dengan baik.
Selesai mendarat, sang raja lalu mengumpulkan semua prajuritnya dan memberikan motivasi yang membakar semangat. Sang raja menyadari, bahwa yang menyebabkan pasukannya kalah bukan karena kalah jumlah atau persenjataan, tapi karena kurangnya motivasi dan keinginan untuk menang dari para pasukannya.
Mereka mudah menyerah hanya karena beranggapan bahwa musuh lebih menguasai medan, musuh
lebih pandai, dan alasan-2 lain yang mereka ciptakan sendiri. Sang raja lalu berkata dengan tegas ,"Kali ini
kita semua harus berhasil dan menang. Dan cara untuk menang hanya ada satu. Kita akan membakar semua kapal perang kita, dan kita akan kembali pulang dengan kapal
musuh kita……!!!."
Dan apa yang terjadi kemudian, para prajuritnya bertempur dengan mati- matian dan penuh semangat. Tidak ada kata mundur, apalagi kalah. Karena jika mereka kalah, mereka akan dibunuh oleh musuh mereka.Jika mereka bisa melarikan diri dan bersembunyi, mereka akan mati kelaparan karena tidak bisa keluar dari pulau. Kondisi saat itu benar- benar hidup atau mati. Tidak ada jalan lain untuk kembali. Tiga hari tiga malam pertempuran itu berlangsung, dan di awal hari keempat, semua pasukan musuh yang tersisa akhirnya menyerah. Yang lebih luar biasa, sang raja dengan kebijakannya mau mengampuni pasukan yang menyerah. Sang raja memberikan pilihan, apakah mereka mau pergi dari pulau itu, ataukah mereka tetap tinggal di pulau itu dan menjadi bagian dari rakyatnya. Semua pasukan musuh yang tersisa akhirnya mau menjadi rakyat sang raja, karena mereka merasa kagum akan keberanian, ketangguhan dan kebijakan sang raja.
Tepat empat hari kemudian, sang raja dengan pasukannya kemudian kembali ke kerajaan menggunakan kapal musuh mereka. Begitu mereka sampai di tempat, semua rakyat sudah menunggu kedatangan mereka
sambil mengelu-ngelukan sang raja.
Sejenak sang raja terdiam, lalu berkata dengan bijak :
"KEMENANGAN INI HANYALAH HASIL AKHIR. TAPI KEBERANIAN UNTUK MEMULAI, DAN`MEMBAKAR JEMBATAN' DI BELAKANG KITA ADALAH KUNCINYA. SAAT KITA `MEMBAKAR JEMBATAN', BUKAN SAJA TIDAK ADA JALAN UNTUK KEMBALI ATAU BERDIAM DIRI, TAPI API AKAN TERUS MENGEJAR KITA, DAN MENDORONG KITA UNTUK MAJU.
HANYA MEREKA YANG BERANI`MEMBAKAR JEMBATAN' DI BELAKANGNYA, YANG AKAN MENCAPAI TUJUAN HIDUPNYA
………….
No comments:
Post a Comment